Kamis, 20 November 2008
PERJALANAN PANJANG
9 April 2008 pukul 9 malam lewat beberapa menit. Setelah makan mie dan sholat isya kami berenam : saya, agus, adi, haris, limbong dan izul, bergerak untuk menempuh perjalanan menuju Medan. Sesuai rencana, besok 10 April 2008, kita akan mengikuti KBIK KMW bulan April. Sebelumnya, pemeriksaan kondisi mobil dan seluruh bagiannya, telah dilakukan meski sekilas dan barang kali kurang teliti. 1 catatan, ban serep belum diperbaiki dan rencananya akan dilakukan di sekitar Balige.
Dan petaka itu muncul. Manakala tiba di sekitar daerah Sipirok. Ban kiri belakang meledak. Kulit ban koyak. Celakanya, tidak ada yang bisa membukanya untuk ganti ban. Dibantu supir angkut dan truk bahkan meminjam alatnya, baut-baut tersebut susah untuk dibuka. Diberitakan jarak 1 km ada tukang tambal ban. Izul dan Limbong bergegas mencarinya. Apa yang diharap lain dengan yang didapat. Mereka diteriaki maling. Beruntung tidak ada warga yang terbangun atau anjing kampung yang ikut mengejarnya.
Keputusan diambil, mobil bergerak juga menuju tempat tambal. Ditemani 2 orang setempat, akhirnya si tukang tambal mau melayani. Dia bercerita bahwa beberapa minggu ke belakang, pernah kejadian hal serupa. Maunya tambal ban, nyatanya berniat jahat. Maklum, lokasi cukup sepi dan rawan. Agak jauh dari kumpulan rumah warga. Baut-baut berhasil dibuka dengan ilmu yang cukup sederhana. Kunci pas ditaburi tanah-berpasir sehingga cukup erat mengunci baut. Tapi ban serep belum bisa diperbaiki. Persediaan ban second di abang Ucok lagi nol.
Perjalanan dilanjutkan setelah sebelumnya cukup lama menunggu Adi, askot infra yang sempat-sempatnya bercumbu di parit untuk buang hajat. Jalanan Aek Klatong yang berlumpur, daerah Pahae yang bercampur pasir dan Tarutung yang berkelok-mendaki, berhasil dilampaui hingga kita istirahat untuk menunaikan sholat subuh di lokasi SPBU sebelum masuk Balige. Pukul 6 lewat 10 menit, Limbong melanjutkan misinya pegang stir.
Balige lewat. Danau Toba juga lewat. Aman. Sebentar lagi masuk Pematang Siantar. Tapi, beberapa saat kemudian, ban kiri belakang kembali meledak. Penyebabnya sama, kena dan masuk lubang di bagian sisi luar badan jalan. Gawat, suana jauh ke mana-mana. Kita persis berada di tengah hutan pinus. Plus perut belum terisi nasi. Jadilah krupuk dan salak sebagai ’ganas’, ganti nasi.
Kali ini proses membuka baut bisa dilakoni. Tapi tambal bannya? Supir angkot dari arah Pematang Siantar berbaik hati memberi kabar. Sekitar 2 km ada tukang tambal. Izul dan Limbong kembali bergerak. Numpang sebuah truk pengangkut ikan, sampailah mereka di tempat yang dituju. Hampir 1 jam, Izul datang dibonceng abang Siahaan. Ternyata, ban yang dibawa sudah sangat uzur. Mudah-mudahan bisa tiba dengan aman di Pematang Siantar untuk kemudian ganti ban lagi.
Alhamdulillah, jam 9 tiba di Siantar. Makan, kemudian bergegas ke bengkel ban. Dapat. Kita ganti 2 ban sekaligus. Sama, pake ban second lagi. Dana yang ada tidak bisa untuk ganti dengan ban baru. Dua jam kemudian kami bergerak. Siap untuk melahap jalanan yang membelah perkebunan sawit di bagian luar kota Siantar. Kali ini Haris yang pegang kendali. Ternyata....dar. Sebuah ban dari mobil kami meledak. Ban mana? Ya, ban kiri belakang. Setengah jam bongkar pasang, mobil berbalik arah. Bengkel tadi kami tuju kembali. Sebelum kembali memasuki – melintasi kebun sawit, kita parkir kendaraan di depan sebuah masjid. Shalat dhuhur dan jama asar plus numpang mandi. Segaaar.
Perjalanan dilanjutkan. Pematang Siantar lewat. Deli Serdang juga. Tebing Tinggi lewat juga. Pukul 16.45 WIB di daerah Sumpiuh, sekitar Belawan, mobil kembali berkeluh kesah. Keluhan tetap berkaitan dengan ban. Tetap ban belakang, tapi pindah ke ban kanan. Rupanya bocor halus. Kita pun parkir lagi di tempat tambal ban. Solusinya, kita harus ganti ban dalam... Hampir 1 jam, waktu tercurahkan di tempat itu.
Setelah bayar ongkos, kami pun bergegas lagi. Setengah jam kemudian, batas kota kita lewati. Masuk kota Medan. Kemacetan daerah Amplas berhasil kita lewati...Kemudian masuk jalan Gajah Mada, Iskandar Muda...dan Sei Batang Kuis. Pas pukul 19.00 WIB. Alhamdulillah.
KIJANG BIRU
Bodinya dinamis. Dibungkus cat biru metalik. Diproduksi tahun 2002, sang kijang diberikan sebagai fasilitas penunjang kegiatan kk1 kmw5. Mulai beroperasi pada Maret 2007. Sebelumnya bertugas di lingkup KMW5, seputar wilayah Kota Medan.
Mobilitasnya cukup tinggi. Hampir setiap bulan, minimal 1 kali, bolak-balik dari Padangsidimpuan – Medan. Melahap jarak kurang lebih 700 km. Bahkan bisa jadi 2 kali dalam 1 bulan jika kegiatan KBIK KMW berbarengan dengan kegiatan pelatihan/TOT. Tiada lain sang kijang ikut meringankan beban biaya faskel. Kota Langkat, Binjai, Kisaran, Tebing Tinggi, Siantar, Simalungun, Sibolga, Tapteng, Tapsel, Madina, Pantai Barat, bahkan Bukit Tinggi serta Padang, merupakan tempat yang pernah disinggahi-dilewati.
Minimnya biaya perawatan dan tidak ada tenaga supir, merupakan 2 hal yang menyebabkan dampak buruk bagi si biru. Ganti accu barangkali sudah 3 kali. Ganti ban, tidak terhitung. Ban baru tidak pernah terbeli. Ban second yang tersedia di Padangsidimpuan, kualitasnya kurang ok. Pernah juga perbaikan baut jendela kanan bagian belakang. Remote kontrol drop tidak bisa dipakai lagi. Selanjutnya lapisan kulit, di beberapa sisi mengalami kerusakan. Kaitannya dengan AC, bagian lubang angin di bagian tengah, ada 2 bagian yang mengalami patah sehingga jika menempuh jalanan rusak, 2 bagian itu bisa lepas sendiri. Pada akhir Oktober 2008, si biru diservice total. Beberapa bagian dari kulitnya didempul dan dicat ulang. Alhamdulillah, tampilannya ok kembali.
Keberadaannya dicemburui dan dikritisi beberapa pihak. Tapi di balik itu, dirasakan manfaat yang sungguh hebat. Seiring perjalanan waktu, kecemburuan terhapus oleh keunggulannya. Beberapa orang telah lahir sebagai supir handal. Segudang ilmu, telah sampai pada yang hak berkat daya angkutnya. Sepasang pengantin telah beradu di pelaminan berkat jelajahnya. Sepasang insan berbalut bahagia berkat ketangkasannya menuju bidan. Bahkan diantarnya kami hingga ke pintu langit …
Langganan:
Postingan (Atom)